Kebutuhan kayu untuk pasar
global pada tahun 2001 saja mengalami kekurangan yang semakin
meningkat tajam sementara pada saat yang bersamaan terjadi proses penyempitan kawasan
hutan. Kenyataan tersebut telah membuka pasar yang lebar
bagi siapapun yang melakukan investasi dalam
bidang perkebunan kayu ini. Kawasan hutan tropis mengalami kerusakan yang cukup
parah. Penebangan tanpa diimbangi dengan upaya regenerasi serius menjadi penyebab utama masalah ini. Kerusakan hutan di kawasan tropis
meningkatkan suhu bumi dan menipiskan kadar oksigen bumi. Kenyataan tersebut telah ikut mendorong organisasi
international perkayuan (ITTO) untuk ikut serta menentukan
masa depan
perdagangan kayu tropis.
Organisasi ITTO (International
Tropical Timber Organization) telah mengumumkan beberapa langkah untuk melindungi hutan tropis yang telah dilaksanakan
mulai tahun 2002. Menjelang abad yang mendatang, ITTO menggunakan syarat bahwa kayu-kayu tropis tidak boleh diekspor kecuali kayu
tersebut merupakan hasil budidaya. Oleh karena itu sangat
diperlukan program pembudidayaan kayu secara komersial untuk menghasilkan kayu bermutu dengan nilai yang lebih tinggi. Dibandingkan dengan jenis-jenis kayu yang lain, kayu
jabon merah (Samama) merupakan salah satu andalan tanaman yang tumbuh cepat (fast growing species). Tinggi
tanaman mencapai 40 meter dengan batang bundar dan tegak lurus dengan lingkar
batang mencapai 150 cm (diameter 40-50 cm). Jabon merah (Samama) merupakan
tanaman pioner yang toleran cahaya sehingga dapat hidup dibawah naungan
sekalipun. Dapat hidup di ketinggian 100-1000 mdpl dan yang terpenting adalah
tanaman ini siap panen pada umur 6 sampai 10 tahun.